Rabu, 30 Maret 2011

Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank : Bank Sentral

Saat ini, Bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku terpenting dalam perekonomian sebuah negara. Masyarakat maupun kalangan industri/usaha sangat membutuhkan jasa Bank dan lembaga keuangan lainnya, untuk mendukung dan memperlancar aktivitasnya.
Lembaga keuangan didefinisikan sebagai sebuah lembaga yag kekayaannya sebagian besar dalam bentuk tagihan (claims) artinya lembaga ini mempunyai bentuk aset riil (seperti peralatan gedung dan sebagainya) lebih sedikit daripada tagihan atau aset financial (saham,instrumen uang dan surat berharga lainnya. Lembaga keuangan biasanya bergerak dan berusaha dalam memperdagangkan instrumen keuangan atau hal-hal yang berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung dengan aset keuangan.
Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan (non) bank (asuransi, pegadaian, perusahaan sekuritas, lembaga pembiayaan, dll).

1.      Lembaga Keuangan Bank
Menurut UndangUndang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Fungsi Bank dalam perekonomian adalah
a.       Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
b.        Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.


            c.   Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.

d.    Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
e.  Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
f.   Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank.
2.      Lembaga Keuangan Bukan (non) Bank
Lembaga Keuangan Bukan (non) Bank merupakan perusahaan atau badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk pengumpulan modal investasi, Lembaga keuangan yang meliputi asuransi, dana pensiun, sewa guna, sekuritas, modal ventura, dan perusahaan pembiayaan,

BANK SENTRAL adalah bank yang mempunyai hak monopoli untuk mencetakdan mengedarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara
TUJUAN BANK SENTRAL 
  • mencapai dan memelihara kestabilan rupiah

    FUNGSI BANK SENTRAL
    •  Bank Sirkulasi
    •  Banker’s bank
    •  Kas pemerintah
    •  Menjaga hubungan dengan Dunia Internasional

      Peran bank Indonesia sebagai bank sentral dalam konteks pengelolaan perekonomian secara makro, lebih difokuskan pada menjaga kestabilan harga. Secara umum, kestabilan harga merupakan sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya bagi golongan masyarakat yang berpendapatan tetap.

      sumber:
      Peraturan Perundang - undangan Bank indonesia
            Kasmir. (2000). Manajemen Perbankan. Cetakan Pertama. Raja Garfindo
           putracenter.net
           http://gudangupil.com/belajar-manajemen-bank-yuk/indo.
           

      Senin, 28 Maret 2011

      Konsep Dasar Ekonomi Moneter

      Pendahuluan
                      Konsep dasar ekonomi moneter merupakan salah satu instrumen dari alat ekonomi moneter moderen, didalam kebijakannya terdapat dua bagian di antaranya ekonomi moneter kon venvensional dan ekonomi moneter islam.

      Konsep Ekonomi Moneter Konvensional
                      Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara. Dalam pandangan ekonomi konvensional maka tujuan memegang uang terdiri dari tiga keinginan, yaitu:

      1.        Tujuan transaksi
      Dalam rangka membayar pembelian-pembelian yang akan mereka lakukan.

      2.       Tujuan berjaga-jaga
      Sebagai alat untuk menghadapi kesusahan yang mungkin timbul dimasa yang akan datang.

      3.       Tujuan spekulasi
      Dalam masyarakat yang menganut sistam ekonomi konvensional ini, maka fungsi uang yang tak kalah pentingnya adalah untuk spekulasi, dimana pelaku ekonomi dengan cermat mengamati tingkat bunga yang berlaku saat itu, jika menguntungkan bila dibandingkan investasi, maka masyarakat cendrung mendepositokan saja uang, dengan harapan mendapat imbalan bunga. Selanjutnya terkait dengan konsep ekonomi moneter konvensional maka tidak bisa dipisahkan dengan kebijakan moneter.

                      Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang dan tingkat bunga yang dilaksanakan oleh bank sentral. Bentuk kebijakan moneter ini terdiri dari kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif. Kebijakan kauntitatif merupakan suatu kebijakan umu yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian. Terdiri dari:

      1.       Operasi pasar terbuka
      2.       Mengubah tingkat bunga
      3.       Mengubah tingkat cadangan minimum

      Sedangkan kebijakan moneter kualitatif dapat berupa:

      1.       Pengawasan pinjaman secara selektif
      2.       Pembujukan moral
      3.       Mengambil amsumsi

      Konsep ekonomi moneter syariah
                      Dalam pandangan kebijakan moneter syariah, kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya mengutamakan suku bunga. Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW dan khulafaur Rasyidin, kebijakan moneter dilaksanakan tanpa mengunakan instrumen bunga sama sekali. Sedangkan dalam pandangan kebijakan moneter konvensional bunga (insterest) ini menjadi hal yang sangat dominan bisa dilihat dari fungsi uang dalam kebijakan ekinomi moneter salah satunya adalah tujuan spekulasi.

      Referensi:
      ·         Sadono Sukirno, Pengantar  Teori  Makro Ekonomi, Edisi Kedua, Rajawali Pers Desember 1994.
      ·         Adi Warman Karim, Ekonomi Islam Suatu kajian Ekonomi Marko, IIIT Indonesia, Mei 2002.
      ·         www.google.co.id

      Uang Dan Standar Moneter

       Uang Dan Standar Moneter

      1.1. Ruang Lingkup
            Ekonomi moneter merupakan salah satu dari cabang ilmu Ekonomi yang mengurusi fungsi dan pengaruh uang terhadap kegiatan Ekonomi. Secara umum, kegiatan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran produksi, harga dan hubungan perdagangan/pembayaran internasional.
      Alasan-alasan mengapa perlu untuk mempelajari ekonomi moneter yaitu agar dapat mengetahui secara mendalam bagaimana mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan kebijaksanaan moneter, serta pembayaran internasional. Selain itu, agar dapat mengetahui serta menganalisa beberapa fenomena moneter dalam kaitannya dengan efek kebijaksanaan moneter terhadap kegiatan ekonomi.

      1.2. Peranan dan Fungsi Uang
            Uang merupakan alat pembelian yang sah baik itu barang , jasa , maupun utang .Uang juga  merupakan segala sesuatu yang diterima atau dipercaya masyarakat sebagai alat pembayaran atau transaksi.

      FUNGSI UANG 
      Fungsi uang terdiri dari: 
      1.Fungsi asli
      1. Uang sebagai alat tukar
      2. Uang sebagai satuan hitung
      2.Fungsi Turunan
      1. Uang sebagai alat pembayaran
      2. Uang alat untuk menentukan harga
      3. Sebagai alat pembayaran utang
      4. Sebagai alat penimbun kekayaan

      1.3. Nilai dari Uang
            Nilai uang diukur berdasarkan kemampuannya untuk dapat ditukar dengan barang dan jasa serta valuta asing. Dengan demikian besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. Terdapat tiga metode untuk mengukur nilai uang, yaitu dengan menggunakan indeks biaya hidup, indeks harga barang-barang perdagangan besar, dan GNP deflator.

      1.4. Klasifikasi Uang
            Uang dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat fisik dan bahan yang dipakai untuk membuat uang, pihak yang mengeluarkan/mengedarkan, dan hubungan antara nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai barang.

      Terdapat beberapa tipe uang atas dasar klasifikasi yang ketiga, antara lain:
      1) Full bodied money
          Full bodied money adalah uang yang dimana nilainya sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Jenis full bodied money ini seperti emas dan perak.
      2) Representative full bodied money
          Biasanya uang jenis ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya sebagai barang tidak ada (nol). Sebenarnya uang jenis ini hanyalah mewakili (represent) dari sejumlah barang/logam dimana nilai logam sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang.
      3) Credit money
          Credit money adalah jenis uang dimana nilainya sebagai uang lebih besar daripada nilai sebagai barang. Credit money dapat berbentuk token coins, representative token money, uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah, uang kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral, dan demand deposit.

      1.5. Standar Moneter
      a) Standar kembar (bimetallism)
          Standar kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uangnya.
      b) Standar emas
          Suatu negara memakai sistem standar emas apabila nilai mata uanganya dikaitkan/didasarkan atas nilai seberat emas tertentu.
      c) Fiat standar
          Fiat standar merupakan sertifikat emas (sebagai bukti atas kepemilikan emas yang disimpan, dimana pemilik dapat mengambil emas tersebut setiap saat) yang dijamin kurang dari 100%.
      d) Uang giral (deposit money)
          Uang giral merupakan deposito di bank yang dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan cek.
      e) Uang kuasai
          Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik

      Standar Moneter 
            Standar moneter merupakan benda objek yang ditetapkan sebagai pembanding atau nilai dalam jumlah satuan tertentu dan ebagai alat kesatuan hitung. Standar mata uang yang digunakan dapat berupa logam atau kertas.

      1. Standar Uang Logam  (Metal Standard)
            Apabila logam tertentu, baik emas atau perak digunakan sebagai standar keuangan negara. Standar logam dibedakan atas:
      • standar emas tunggal(monometalism)
      • sistem standar kembar (bimetallism)
      • sistem standar pincang
      2. Standar Uang Kertas (Ametalism)
            Uang kertas berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Di dalam suatu negara beredar uang kertas dalam jumlah yang tidak terbatas dan uang tersebut tidak bisa ditukar dengan emas.

      3. Keunggulan dan Kelemahan dari sistem Uang dan standar moneter
      A. Sistem standar tunggal
      Keunggulan
      Kelemahan
      - memiliki nilai penuh (full  bodied money)
      - sangat tergantung pada satu jenis logam
        saja
      - adanya kebebasan untuk membuat dan
         melebur  uang
      - logam emas/perak jumlahnya terbatas
      - tiap orang boleh  menimbun emas/perak
      - kesulitan dalam  menentukan jumlah 
        uang yang beredar secara pasti
      - uang yang beredar dapat langsung ditukar
        dengan emas yang dipakai sebagai
        jaminannya
      - di setiap daerah memiliki kadar
        emas/perak berbeda sehingga perlu
        disesuaikan

      B. Sistem standar kembar
      Keunggulan
      Kelemahan
      - ada dua logam yang  dipergunakan sebagai
        standar keuangan negara
      - menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap
        uang
      - uang yang beredar dan bisa bergantian dan
        diatur undang-undang
      - berlakunya hukum Gresham, uang logam yang
        bermutu rendah ada di peredaran akan terdesak
        dengan uang logam yang bermutu tinggi
      - nilai uang tidak ditentukan oleh undang-
        undang, tetapi ditentukan oleh nilai yang
        ada di pasar
      - uang logam yang bernilai tinggi susah diperoleh di
        peredaran
      - tiap orang dapat membuat dan melebur uang
      - bila berlaku standar kembar alternatif, hanya salah
        satu standar logam yang berlaku

      C. Sistem standar kertas
      Keunggulan
      Kelemahan
      - kepercayaan kepada pemerintah sangat
        besar
      - adanya kemudahan untuk pemalsuan
      - uang dipertanggungjawabkan oleh
        pemerintah melalui bank peredaran
      - uang yang beredar tidak dapat ditukar dengan
        jaminan yang disimpan di bank peredaran
      - uang yang beredar dapat dihitung secara
        kuantitatif dan kualitatif
      - nilai uang selalu berubah-ubah
      - penghematan terhadap logam mulia
      - dari kualitas bahan, cepat rusak/robek ataupun
        lusuh
      - biaya pembuatannya lebih murah dan lebih
        elastis dalam persediaan.
      - menuntut pemerintah selalu mengontrol stabilitas
        keuangan

      Referensi :
      • http://www.docstoc.com/docs/40735735/EKONOMI-MONETER
      • http://edukasi.depdiknas.go.id/index.php?cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=135&mod=script&uniq=433